Tuesday, 26 April 2016

DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. ISI
A. Mengenal akuntansi
1. Definisi Akuntansi
2. Sejarah Perkembangan Akuntansi
3. Bidang Akuntansi
4. Pemakai Akuntansi
5. Tujuan Manfaat Akuntansi
6. Profesi Akuntansi
B. Struktur Dasar Akuntansi Dan Laporan Keuangan
1. Pemakai Informasi Akuntansi
2. Tujuan Laporan Keuangan
3. Asumsi dasar
4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
5. Unsur Laporan Keuangan14
6. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
7. Jenis dan bentuk Laporan Keuangan
8. Bentuk Laporan Keuangan
9. Unsur-unsur Laporan keuangan
10. Asumsi Dasar Akuntansi
11. Prinsip Dasar Akuntansi
12. Jenis-Jenis Basis Akuntansi
13. Kode Akun
BAB III. PENUTUP
PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Akuntansi. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas Ekonomi.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW. Yang mambawa ajarannya darizaman Zahiliyah sampai zaman terang bendeerang seperti ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, karena status kami yang masih dalam tahap belajar, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Cirebon, 26 Februari 2010
Latar Belakang Masalah
Suatu perusahaan sangat memerlukan ilmu akuntansi karena tujuan ilmu tersebut adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu entitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Yang dimaksud dengan Entitas adalah badan usaha / perusahaan / organisasi yang mempunyai kekayaan sendiri.

Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.


Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.

Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
A. MENGENAL AKUNTANSI
1. DEFINISI AKUNTANSI
1. Definisi menurut Kegunaan
Akuntansi merupakan aktifitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
2. Definisi menurut kegiatan
Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi-transaksi / kejadian yang sekurang-kurangnya bersifat keuangan keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya.
Dari definisi yang telah dikemukakan di atas bisa di simpulkan bahwa, Akuntansi adalah Proses mengidentifikasi mengukur dan melaporkan informasi ekonomiuntuk memungkinkan dilakukannya penilaian serta pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut.
2. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Setiap terjadi suatu peristiwa, orang selalu saja bertanya, awalnya bagaimana? Atau seseorang akan berkata ceritanya bagaimana? Begitu juga halnya Akuntansi sering orang bertanya bagaimana sejarah dari akuntansi itu.
Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia itu mulai bisa menghitung dan membuat suatu catatan, yang pada awalnya dulu itu dengan menggunakan batu, kayu, bahkan daun menurut tingkat kebudayaan manusia waktu itu. Pada abad XV terjadilah perkembangan dan perluasan perdagangan oleh pedagang-pedagang Venesia. Perkembangan perdagangan ini menyebabkan orang waktu itu memerlukan suatu sistem pencatatan yang lebih baik, sehingga dengan demikian akuntansi juga mulai berkembang.
Setelah itu perkembangan akuntansi juga ditandai dengan adanya seorang yang bernama Lucas Pacioli pada tahun 1494, ahli matematika mengarang sebuah buku yang berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et Propotionalita, di mana dalam suatu bab berjudul Tractatus de Computies et Scriptoris yang memperkenalkan dan mengajarkan sistem pembukuan berpasangan yang disebut juga dengan sistem kontinental.
Sistem berpasangan adalah sistem pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian, yaitu debet dan kredit. Kemudian kedua bagian ini diatur sedemikian rupa sehingga selalu seimbang. Cara seperti ini menghasilkan pembukuan yang sistematis dan laporan keuangan yang terpadu, karena perusahaan mendapatkan gambaran tentang laba rugi usaha, kekayaan perusahaan serta hak pemilik.
Pertengahan abad ke 18 terjadi revolusi industri di Inggris yang mendorong pula perkembangan akuntansi, di mana waktu itu para manajer pabrik misalnya, ingin mengetahui biaya produksinya. Sebab dengan mengetahui berapa besar biaya produksi mereka dapat mengawasi efektifitas proses produksi dan menetapkan harga jual. Sejalan dengan itu berkembanglah akuntansi dengan bidang khusus yaitu akuntansi biaya. Akuntansi biaya memfokuskan diri pada pencatatan biaya produksi dan penyediaan informasi bagi manajemen.
Bagaimana perkembangan akuntansi di Indonesia?
Akuntansi di Indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental, seperti yang dipakai di Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi, di mana tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan, peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sedangkan akuntansi menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.
Perkembangan selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang. Di Indonesia perusahaan atau orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia.
Profesor Robert Sterling, seotang ahli akuntansi dari amerika membagi perkembangan akuntansi menjadi tiga tahap :
Tahap Perencanaan, dalam tahap ini input yang digunakan adalah hasil aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh Dewan dan Eksekutif, kemudian aspirasi tersebut dijabarkan dalam Usulan Kegiatan/Aktivitas Unit Kerja masing pada entitas pemerintah yang bersangkutan yang akan diproses dengan Standar Analisa Belanja (SAB) sehingga aktivitas yang diusulkan mencerminkan target kinerja dan anggaran usulan masyarakt yang menjadi prioritas daerah yang bersangkutan. Hasil akhir Rencana Anggaran Satuan Kerja di Unit Kerja diwujudkan pada RAPBD yang kemudian diproses untuk mendapatkan justifikasi oleh Dewan sebagai output perencanaan berupa APBD.
Tahap Pelaksanaan, inputnya adalah output dari tahap perencanaan yaitu berupa APBD. Kemudian dalam tahap pelaksanaan ini prosesnya adalah APBD yang sudah ditetapkan kemudian dilaksanakan menggunakan sistem akuntansi yang sudah disesuaikan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi semua pihak yang berkepentingan atas pelaksanaan APBD oleh Eksekutif baik berupa laporan triwulanan maupun laporan tahunan sebagai laporan pertanggungjawaban Kepada Daerah.
Tahap Pengendalian, inputnya berupa laporan Pelaksanaan APBD kemudaian diproses sebagai dasar evaluasi terhadap laporan tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai penilaian pertanggunjawaban Kepala Daerah yang outputnya berupa kebutusan hasil evaluasi maupun penerimaan atau penolakan terhadap laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
Saat ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam pendidikan akuntansi maupun dalam praktek dunia bisnis. Sekarang dapatkah Anda menjelaskan perbedaan antara sistem kontinental dengan sistem Anglo Saxon? Apakah perbedaannya? Untuk lebih jelasnya, mari perhatikan tabel berikut ini!
3. BIDANG AKUNTANSI
Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan semakin kompleksnya masalah perusahaan yang didorong kemajuan teknologi, bertambahnya peraturan pemerintah terhadap kegiatan perusahaan, maka para Akuntan dituntut untuk mengkhususkan keahliannya dalam Bidang Akuntansi. Bidang khusus Akuntansi itu, apa saja? Baik, mari kita lihat bidang-bidang khusus Akuntansi berikut ini!
A. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Akuntansi keuangan disebut juga Akuntansi Umum (General Accounting), yaitu Akuntansi yang berhubungan dengan pencatatan transaksi perusahaan dan penyusunan laporan keuangan secara berkala yang berpedoman kepada prinsip Akuntansi. Laporan keuangan itu bisa digunakan sebagai informasi intern maupun ekstern perusahaan.
B. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing Accounting)
Akuntansi pemeriksaan merupakan kegiatan Akuntansi yang berhubungan dengan pemeriksaan keuangan atau Akuntansi umum. Akuntansi publik melakukan pemeriksaan terhadap catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan dengan menyatakan kelayakan dan dapat dipercayainya suatu laporan.
C. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Titik sentral dalam Akuntansi manajemen adalah informasi untuk pihak-pihak di dalam perusahaan. Kegunaan Akuntansi manajemen antara lain, mengendalikan kegiatan perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan. Misalnya dalam hal penetapan harga jual, pembelajaan, metode produksi dan investasi. Bidang Akuntansi ini juga mengolah masalah-masalah khusus yang dihadapi para manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi dengan menggunakan data historis maupun data tafsiran.
D. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi biaya adalah Bidang Akuntansi yang menekankan kegiatan pada penetapan biaya dan kontrol atas biaya. Terutama yang berhubungan dengan biaya produksi suatu barang. Di samping itu salah satu fungsi utama Akuntansi biaya adalah pengumpulan dan menganalisa data mengenai biaya, baik yang telah maupun yang akan terjadi untuk digunakan oleh pemimpin perusahaan sebagai alat kontrol atas kegiatan yang telah dilakukan serta alat untuk membuat rencana di masa mendatang.
E. kuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Bidang Akuntansi perpajakan mencakup penyusunan surat pemberitahuan pajak serta mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari transaksi usaha yang direncanakan.
Akuntansi Anggaran (Budgeting Accounting)
Akuntansi anggaran adalah Bidang Akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu di masa mendatang serta analisa dan pengontrolannya.
Dengan selesainya pembahasan materi tentang Bidang-bidang Akuntansi tadi, tentunya telah membuka wawasan Anda bahwa perkembangan Akuntansi juga sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan dunia usaha. Di mana secara tidak langsung menuntut sumber daya yang berkualitas dan profesional Bidang Akuntansi , ya bukan? Kemudian persoalannya sekarang akan timbul lagi pertanyaan baru, yaitu apakah tenaga ahli Bidang Akuntansi itu termasuk tenaga profesional, layaknya seorang yang berprofesi sebagai dokter, pengacara dan notaris? Jawabnya adalah benar! Seseorang yang memiliki keahlian di Bidang Akuntansi yang berlatar belakang pendidikan minimal Diploma 3 jurusan Akuntansi. Baiklah sekarang mari kita lanjutkan bahasan tersebut dengan profesi Akuntansi.

4. PEMAKAI AKUNTANSI

Pemakai Intern
Yang dimaksud dengan pemakai (pihak) intern adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen (RTK) dan rumah tangga produksi (RTP) yang dalam hal ini adalah pimpinan perusahaan (manajer) yang bertanggung jawab dalam pengambilan suatu keputusan.
Setiap rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi memerlukan informasi keuangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai laba maksimal dengan pengorbanan tertentu. Oleh karena itu memerlukan suatu cara pencatatan yang sistematis agar dapat menaganlisis transaksi keuangan menjadi informasi ekonomi yang berguna. Dapatkah Anda memberi contoh rumah tangga konsumen? Baiklah, contohnya pemilik toko, setiap hari membuat catatan tentang pengeluaran uang dan pemasukan uang. Dengan adanya kegiatan pencatatan (akuntansi) tadi maka pemilik toko dapat mengetahui informasi keadaan keuangan dari usahanya pada saat tertentu.
Kemudian bagaimana dengan contoh rumah tangga produksi? Sebenarnya peranan akuntansi jauh lebih penting, lebih-lebih lagi dalam usaha yang sudah berbadan hukum, misalnya manajer produksi memerlukan akuntansi sewaktu ia ingin mengetahui berapa besar harga pokok barang, jumlah biaya produksi barang yang dihasilkan.
A. Pemakai Ekstern
Yang dimaksud dengan pihak ekstern adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan suatu usaha atau perusahaan, tetapi merupakan pihak luar perusahaan. Contohnya, bank sebagai pemberi kredit (pinjaman). Jadi bank perlu memastikan apakah debiturnya (perusahaan) yang diberikan fasilitas kredit ini dapat melunasi seluruh pinjamannya pada waktu yang telah ditetapkan, sehingga bank terhindar dari permasalahan kredit macet. Bagaimana pihak bank mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan perusahaan sebagai debiturnya? Bank memperoleh data dan informasi berdasarkan catatan akuntansi yang dibuat berupa laporan keuangan dari perusahaan yang mendapatkan kredit tadi.
Dengan mengulangi lagi membaca materi pemakai akuntansi ini akan memudahkan Anda untuk memahami dan membedakan pihak ekstern yang menggunakan informasi akuntansi. Sekarang mari kita lanjutkan dengan sejarah singkat dari akuntansi.
a. Pemilik/investor dan calon pemilik
Pemilik memerlukan akuntansi untuk memenuhi posisi maju/mundurnya perusahaan, sehingga ia dapat menentukan apakah akan mempertahankan perusahaannya, menjual atau menanam modalnya di perusahaan lain.
Calon pemilik dapat menentukan apakah dia akan menanamkan modalnya pada perusahaan itu.
b. Kreditor dan calon kreditor
Informasi akuntansi berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman, sehingga dapat dijadikan pedoman apakah akan di tambah pinjamannya atau justru akan ditarik pinjaman yang telah diberikan.
Bagi calon kreditor berguna untuk menilai resiko yang akan terjadi sebelum pinjaman diputuskan ataru diberikan.
c. Pemerintah
Informasi akuntansi bai pemerintah sangan berguna untuk tujuan pajak dan pengaturannya, pemeriksaan terhadap kebenaran jumlah pajak yang dilaporkan, dan sebagai lat penilai apakah perusahaan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, serta pemantauan perkembangan perusahaan melalui Biro Pusat Statistik.
d. Karyawan
Informasi ekonomi bagi karyawan akan berguna untuk mengetahui kelangsungan hidupnya, maju mundurnya perusahaan yang berguna untuk kemantapan kerja, pertimbangan naik turunnya gaji dan jaminan social.
e. Pelanggan
Informasi ekonomi berguna untuk mengevaluasi hubungan usaha hubungan usaha dengan perusahaan, dan menentukan kelanjutan hubungan di masa mendatang.
5. TUJUAN / MANFAAT AKUNTANSI
a. Tujuan Akuntansi

Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu entitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Yang dimaksud dengan Entitas adalah badan usaha/perusahaan/organisasi yang mempunyai kekayaan sendiri.
Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna bagi pihak-pihak di dalam organisasi itu sendiri (internal) maupun pihak-pihak di luar organisasi (eksternal). Pihak manajemen merupakan contoh pemakai informasi dari kalangan internal. Informasi akuntansi ini oleh manajemen dimanfaatkan untuk perencanaan, pengendalian dan evaluasi aktivitas usaha yang dilaksanakan.
Dari sisi pengguna informasi dari kalangan eksternal, terbagi menjadi dua yaitu :

1. pemakai eksternal yang berkepentingan langsung terhadap informasi akuntansi contoh : investor dan kreditor.
2. pemakai eksternal yang tidak berkepentingan langsung misalnya Analis Ekonomi, Pegawai dan Lembaga-lembaga Pemerintah.
b. Manfaat Akuntansi
· Untuk mendapatkan informasi ekonomi (informasi keuangan perusahaan)
· Untuk memberikan pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan
· Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun

6. PROFESI AKUNTANSI

Perkembangan profesi akuntansi sejalan dengan jenis jasa akuntansi yang diperlukan oleh masyarakat yang makin lama semakin bertambah kompleksnya. Gelar akuntan adalah gelar profesi seseorang dengan bobot yang dapat disamakan dengan bidang pekerjaan yang lain. Misalnya bidang hukum atau bidang teknik. Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Akuntan Publik (Public Accountant)

Akuntan publik adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka ini bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.

b. Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.
c. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
d. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mangajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
Apa saja persyaratannya bila seseorang ingin memperoleh gelar Akuntan itu? Seseorang itu berhak menyandang gelar Akuntan bila telah memenuhi syarat antara lain: Pendidikan Sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi yang telah diakui menghasilkan gelar Akuntan, seperti UI, UGM, UNHAS, USU dan sebagainya, atau perguruan tinggi swasta yang berafiliasi ke salah satu perguruan tinggi yang telah berhak memberikan gelar Akuntan. Selain itu juga bisa mengikuti Ujian Nasional Akuntansi (UNA) yang diselenggarakan oleh konsorsium Pendidikan Tinggi Ilmu Ekonomi yang didirikan dengan SK Mendikbud RI tahun 1976.
Dari uraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa gelar Akuntan itu pengakuannya adalah sama dengan gelar profesi lainnya seperti: Pengacara, Dokter, Notaris, dan lainlain. Dan siapa saja bisa memperoleh gelar akuntan tersebut, termasuk Anda sendiri tentunya mulai sekarang harus giat belajar khususnya pelajaran dasar-dasar akuntansi ini.
II. STRUKTUR DASAR AKUNTANSI
LAPORAN KEUANGAN
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik.
1. PEMAKAI INFORMASI AKUNTANSI
Ada beberapa macam pemakai laporan keuangan yang menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Diantaranya adalah :
a. Investor
Para investor berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Selain itu , mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.
b. Kreditor (Pemberi Pinjaman)
Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
c. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Shareholder’s (para pemegang saham)
Pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk bussiness plan selanjutnya.
e. Pelanggan
Pelanggan berkepentingan dengan informasi yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika terlibat dalam perjanjian jangka panjang.
f. Pemerintah
Pemerintah berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan aktivitas perusahaan. Selain itu untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.
g. Karyawan
Karyawan memerlukan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, sehingga dengan informasi ini memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
h. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangakaian aktivitasnya.
2. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan , kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca (menggambarkan informasi posisi keuangan), laporan laba rugi (menggambarkan informasi kinerja), laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara), catatan catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
3. ASUMSI DASAR
a. Dasar Akrual
Pada dasar akrual pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
b. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan, yang berarti perusahaan akan tetap melanjutkan usahanya di masa depan. Ini berarti bahwa perusahaan diasumsikan tidak bernaksud atau berkeinginan untuk melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.
4. KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN
a. Dapat Dipahami
b. Relevan
c. Keandalan
d. Dapat Dibandingkan
5. UNSUR LAPORAN KEUANGAN
A. Unsur Posisi Keuangan
1. Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan
2. Kewajiban
Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi
3. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual (residual interest) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi seluruh kewajiban (aktiva bersih).
B. Unsur Kinerja Keuangan
1. Penghasilan (Income)
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran) penanam modal
2. Beban (Expense)
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
6. PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
a. Biaya Historis
Pada dasar pengukuran ini, aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayarkan atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Sedangkan kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar kewajiban atau (dalam keadaan tertentu) dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
b. Biaya Kini (Current Cost)
Pada dasar pengukuran ini , aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Sedangkan kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.
c. Nilai Realisasi/Penyelesaian
Pada dasar pengukuran ini, aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal. Sedanglan kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
d. Nilai Sekarang (Present Value)
Pada dasar pengukuran ini, aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Sedangkan kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
7. JENIS DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN
Jenis Laporan Keuangan
Ø Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan, yaitu :
1. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai perusahaan, yang terdiri dari :
a. Aktiva Lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang (siklus operasi normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang dan persekot biaya.
b. Investasi Jangka Panjang, yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dan jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya investasi saham, investasi obligasi.
c. Aktiva Tetap, yaitu aktiva yang memiliki substansi (ujud) fisik, digunakan dalam operasi normal perusahaan dan memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun. Contohnya adalah gedung, tanah, kendaraan, mesin dan peralatan.
d. Aktiva Yang Tidak Terwujud, yaitu aktiva yang tidak memiliki substansi fisik dan biasanya berupa hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya patent, goodwill,royalty, copyright, franchise dan license.
2. Kewajiban yang merupakan utang perusahaan masa kini, yang terdiri dari :
a. Kewajiban Lancar, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu satu tahun atau kurang termasuk dalam kategori kewajiban ini misalnya utang dagang, utang wesel, utang gaji dan upah, utang pajak, dan utang biaya.
b. Kewajiban Jangka Panjang, yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya utang obligasi, utang hipotik, utang bank atau kredit investasi.
c. Kewajiban Lain-Lain, yaitu kewajiban yang tidak dapat dikategorikan ke dalam salah satu macam kewajiban di atas, misalnya utang pada direksi, utang pada pemegang saham.
3. Ekuitas, yaitu bagian hak pemilik dalam perusahan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada., ekuitas terdiri dari :
a. Ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik, misalnya modal saham (termasu agio saham bila ada)
b. Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemilik , misalnya deviden.
Ø Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menggambarkan informasi mengenai potensi (kemampuan) perusahan dalam mengahsilkan laba selama periode tertentu (kinerja). Laporan laba rugi memiliki unsur :
1. Penghasilan (Income), ada dua macam penghasilan yaitu
a. Pendapatan (revenues), yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan yang dikenal dengan sebutan berbeda, seperti penjualan barang dagangan, penghasilan jasa (fee), pendapatan bunga, pendapatan deviden, royaltis dan sewa.
b. Keuntungan (gains), yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin misalnya pos yang timbul dalam pengalihan aktiva lancar, revaluasi sekuritas, kenaikan jumlah aktiva jangka panjang.
2. Beban (Expense), dapat terdiri dari :
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (yang biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas persediaan, aktiva tetap), yang meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji dann upah, penyusutan.
b. Kerugian, yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul atau tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi karena bencana kebakaran , banjir atau pelepasan aktiva tidak lancar.
8. BENTUK LAPORAN KEUANGAN
Ø Neraca, memiliki dua bentuk penyajian :
1. Rekening (Skontro)
Pada bentuk ini unsur aktiva disajikan pada sisi kiri (debit), sedangkan unsur kewajiban dan ekuitas disajikan pada sisi kanan (kredit)
2. Laporan (Stafel)
Pada bentuk ini baik aktiva maupun ekuitas disajikan secara urut dari atas ke bawah, yang dimulai dari aktiva , kewajiban dan terakhir ekuitas.
Ø Laba Rugi, memiliki dua bentuk penyajian yaitu :
1. Single Step
Pada bentuk ini semua penghasilan yang diperoleh dari berbagai kegiatan /aktivitas dikelompokkan menjadi satu kelompok yang disebut kelompok penghasilan, sedangkan untuk semua beban dikelaompokkan ke dalam satun kelompok yang disebut beban. Penghasilan bersih (laba) merupakan selisih antara kelompok penghasilan dan total kelompok beban.
2. Multiple Step
Pada bentuk ini penghasilan bersih (laba) dihitung secara bertahap sesuai dengan aktivitas perusahaan. Dengan demikian, semua penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan kegiatan/aktivitas, yaitu kegiatan usaha, di luar usaha dan luar biasa.
9. UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
1) Akun Harta (Assets)
· Harta lancar, adalah harta yang berupa uang kas/bank dan harta yang sangat mudah dijadikan uang atau umur pemakaiannya kurang dari satu tahun. Yang termasuk harta lancar adalah:
a) Kas adalah Uang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan setiap saat baik yang ada dalam perusahaan maupun saldo rekening giro perusahaan yang terdapat dalam bank.
b) Surat-surat berharga (efek) Surat-surat yang dimiliki perusahaan untuk diperjual-belikan. Gunanya untuk memanfaatkan dana kas/bank yang dipakai.
c) Wesel tagih adalah piutang yang diperkuat dengan promes.
d) Piutang adalah tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun badan usaha.
e) Persedian barang dagang adalah persediaan barang yang tersedia untuk dijual (dalam perusahaan dagang), persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi (dalam perusahaan manufaktur).
f) Perlengkapan adalah barang-barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dan diperkirakan habis dipakai dalam setahun. Misalnya
perlengkapan kantor, perlengkapan toko. (biasanya juga disebut bahan habis pakai).
g) Beban yang dibayar di muka biaya yang telah dibayar tetapi manfaat dari pembayaran belum diperoleh atau digunakan. Seperti asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka dan iklan dibayar di muka.
· Penyertaan (Investasi), adalah investasi jangka panjang dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga lainnya. Investasi bertujuan memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang, atau dengan tujuan untuk menguasai perusahaan lainnya. Investasi umumnya dalam bentuk saham dan obligasi
· Harta Tetap, adalah harta berwujud yang digunakan untuk operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan dan sebagainya.
· Harta tak berwujud, adalah harta yang tidak mempunyai wujud fisik, tetapi merupakan hak-hak istimewa yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Contoh harta tak berwujud antara lain:
Hak paten, yaitu hak istimewa atas suatu barang yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan.
Hak Cipta, yaitu hak karena menciptakan sesuatu yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan. Misalnya hak cipta lagu.Goodwill, adalah nama baik perusahaan yang melekat pada perusahaan itu sendiri. Dengan goodwill maka barang yang diproduksi dipercaya dan dibeli oleh masyarakat.
2) Akun Kewajiban
Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha. Kewajiban ini dibedakan atas utang lancar dan utang jangkan panjang.
· Utang Lancar , Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
Utang lancar antara lain:
a) Wesel bayar, adalah utang yang disertai promes.
b) Utang usaha atau utang dagang, adalah kewajiban yang timbul karena pembelian jasa atau barang secara kredit.
c) Biaya yang masih harus dibayar, adalah beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Misalnya utang sewa, utang gaji dan utang bunga.
d) Pendapatan diterima di muka, adalah kewajiban yang disebabkan perusahaan menerima lebih dahulu uang sedangkan penyerahan jasa atau barang belum dilakukan.
· Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang adalah kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Utang ini timbul karena pelunasan perusahaan untuk membeli peralatan-peralatan baru atau mesin-mesain baru. Yang termasuk utang jangka panjang antara lain:
a) Utang Bank, adalah pinjaman modal kerja dari Bank untuk perluasan usaha.
b) Utang Hipotik, adalah pinjaman dari Bank dengan jaminan aktiva tetap.
c) Utang Obligasi, adalah utang yang disebabkan perusahaan menerbitkan dan menjual surat-surat berharga.
Utang Lain-lain Utang lain-lain adalah utang yang tidak termasuk utang lancar maupun utang jangka panjang. Misalnya utang kepada direksi dan utang kepada pemegang saham.
3) Akun Modal
Modal adalah selisih antara harta dengan kewajiban dan merupakan hak pemilik perusahaan atas sebagian harta perusahaan. Akuntansi modal pada perusahaan perseorangan disertai nama pemilik, akuntansi modal pada persekutuan disertai dengan nama sekutu. Pada perusahaan Perseroan Terbatas, akuntansi modal disebut dengan modal saham.
4) Akun Pendapatan
Pendapatan adalah hasil atau penghasilan yang diperoleh perusahaan.
Pendapatan dibedakan atas:
· Pendapatan Usaha, adalah pendapatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
· Pendapatan di luar usaha, adalah pendapatan yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan sewa, pada perusahaan dagang menyewakan sebagian ruang yang tidak dipakai untuk kegiatan usaha, tetapi disewakan kepada pihak lain.
5) Akun Beban
Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan. Beban dapat dibedakan atas:
· Beban Usaha, adalah pengorbanan yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha.
· Beban Lain-lain, adalah pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan
kegiatan pokok usaha. Misalnya beban bunga. Beban (biaya) yang dibayar oleh
perusahaan pada saat tertentu atas pinjaman yang diperoleh dari Bank.
10. ASUMSI DASAR AKUNTANSI
Sebagai suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan
(asumsi). Ada 10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu:
1. Suatu masyarakat dan susunan pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi (Asociety and Government Structure honering property right)
2. Kesatuan usaha yang spesifik (Specific Business Entities)
3. Kontinuitas Usaha (Going Concern)
4. Penggunaan unit moneter di dalam rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts)
5. Konsistensi antara periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency between periods for the same entity)
6. Perbedaan dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting among independent entities)
7. Konservatif (Conservatism)
8. Ketergantungan data dari pengendalian intern (Dependability of data through internal control)
9. Cukup berarti (Materiality)
10. Batas waktu dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan taksiran-taksiran
(Timeliness in financiall reporting requires estimates)
Dari ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai
asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah :
- Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity)
Dalam konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang
berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya.
- Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti
diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
- Pengunaan Unit Moneter dalam pencatatan
Asumsi ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil
- Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah
pengakuan dan pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat
laporan keuangan, untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya.
11. PRINSIP DASAR AKUNTANSI
Konsep dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva,
utang, modal dan biaya.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip ini menyangkut cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi
kebutuhan untuk penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau
terjadi dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan
biaya-biaya yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi
harus diterapkan secara konsistendari tahun ke tahun.
5. Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap
dalam laporan keuangan.
12. JENIS-JENIS BASIS AKUNTANSI
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi ini berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas dan basis akrual. Selain kedua basis akuntansi tersebut terdapat banyak variasi atau modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas, dan modifikasi dari akuntansi berbasis akrual. Jadi dapat dikatakan bahwa basis akuntansi ada 4 macam, yaitu:
1. Akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting);
2. Modifikasi dari akuntansi berbasis kas (modified cash basis of accounting);
3. Akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting);
4. Modifikasi dari akuntansi berbasis akrual (modified accrual basis of accounting).
13. KODE AKUN
A. Pengertian Kode Akun
Pernahkah Anda mengirim surat kepada seseorang yang berada di daerah lain? Sebelum surat itu Anda masukkan ke Kantor Pos tentunya Anda lebih dahulu menulis kode pos alamat tujuan bukan? Mengapa penulisan kode pos itu selalu diingatkan oleh petugas pos? Tujuannya tak lain adalah untuk memudahkan pihak pos untuk menyampaikan surat kepada si penerima surat.
Demikian pula halnya dengan kode akun dalam akuntansi. Kode akun itu dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan serta pembebaban yang dituju pada setiap akun. Jadi apa yang dimaksud dengan kode akun itu? Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memakai angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun. Bagus!
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap akun. Oleh karena itu kode akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada.
B. Jenis-jenis Kode Akun
Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan pemberian kode akun sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan.
Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Dalam modul ini hanya membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode akun yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal. Baiklah, sekarang mari kita lanjutkan dengan materi berikutnya.
C. Kode Numerial
Kode numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Contoh: Kode Akun Numerial
D. Kode Desimal
Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.
· Kode Kelompok
Kode kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi nomor kode sendiri sendiri.
Contoh:
Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi nomor 1 untuk harta. Kemudian termasuk golongan akun harta lancar yang diberikan nomor kode 1, kemudian merupakan jenis harta lancar yang ketiga sehingga diberi nomor urut 3, dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu 113.
· Kode Blok
Kode blok adalah pemberian kode akun dengan cara memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta diberikan nomo2 100 - 199, Kewajiban diberi nomor 200 - 299, Modal diberikan nomor 300 - 399, Pendapatan nomor 400 - 499 dan Beban nomor 500 - 599. Baiklah berikut ini dapat Anda perhatikan contoh yang lebih rinci.
PENUTUP
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas terselesaikannya makalah ini yang semoga mamperluas cakrawala pengetahuan kita dan bermanfaat bagi kita semua
mungkin makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf apabila penulisan makalah yang kami buat terdapat kesalahan karena kami masih dalam tahap belajar.
Cirebon, 26 Februari 2016

No comments:

Post a Comment